Penetepan Tarif Impor Batubara China Memukul Ekspor Batubara Australia

Bisnis Energi (15/10/2014), Kebijakan China dengan menetapkan tarif baru impor batubara thermal menjadi 6%, memberikan dampak pukulan negatif terhadap perkembangan industri ekspor batubara Australia. Demikian diungkapkan Tim Buckley, Direktur Energy Finance Studies Australasia, Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA) yang dikutip dari Coalspot.com, Senin (13/10/2014).
Buckley telah menghabiskan bertahun-tahun untuk mempelajari kelayakan ekonomi dari proyek-proyek energi dan beberapa perusahaan. Dia mengatakan bahwa pengumumam kebijakan baru ini merupakan ancaman serius terhadap permitaan dan kelangsungan hidup industri ekspor batubara dari Australia.

Industri ekspor batubara thermal telah memasuki penurunan struktural. Ini jelas bukan merupakan siklus (no cyclical). Penurunan harga saham batubara dari 50% - 90% selama 3-4 tahun terakhir menunjukkan bahwa pasar ekuitas global mengalami penurunan struktural akibat skenario semakin sentral.
"Hal ini tidak mengherankan bahwa China bergerak untuk melindungi industri batubara domestik atas kehilangan pekerjaannya. China secara alami akan menempatkan industri batubara sendiri menjelang perdagangan bebas dari permintaan batubara dunia yang sudah bergerak turun," kata Buckley.
Buckley menjelaskan bahwa yang lebih penting lagi, pengumuman kebijakan ini perlu dipertimbangkan dalam acuan kebijakan kumulatif oleh Pemerintah China selama setahun terakhir ini atau beberapa tahun sebelumnya.
"Bringing forward the introduction of the National ETS from 2018 to 2016; introducing maximum coal ash / sulphur content restrictions on coal use in coastal China; doubling the tax on coal-fired power generation; and now introducing coal import duties all strongly support the national strategic agenda to diversify the Chinese electricity sector to move rapidly away from the dependence on thermal coal,” kata Mr Buckley.
Langkah-langkah ini sejalan dengan kebijakan China yang lebih memperhatikan penggunaan sumber energi terbarukan untuk penggerak pembangkit listriknya seperti air, gas, angin, surya, biomassa dan pembangkit listrik tenaga nuklir serta langkah-langkah efisiensi energi yang lebih besar.
"Once again demonstrating that the Galilee Basin in Queensland is a ‘stranded asset’ in the making,” Kata Buckley.
Didalam posting terakhirnya coalspot.com mengutip pernyataan dari Dr Adam Smith, Direktur Reef Ecologic and Former Director of the Great Barrier Reef Marine Park Authority mengatakan,"Kebijakan energi ekonomi dari China adalah kabar baik untuk mengurangi dampak iklin global dan perlindungan jangka panjang dari Great Barier Reef."


Tim Buckley is the Director of Energy Finance Studies, Australasia for the Institute for Energy Economics and Financial Analysis. He has 25 years of financial markets experience, including 17 years with Citigroup culminating in his role as Managing Director and Head of Australasian Equity Research. Mr Buckley has spent the past five years investigating trends in global renewable energy. (Sumber: Coalspot.com)
Bagaimana dengan ekspor batubara Indonesia ya ? Tentunya akan lebih terpukul khususnya para penambang dan trader yang pasar ekspornya ke China. Apa upaya pemerintah untuk mengatasi hal ini ? Kita tunggu edisi berikutnya...
Semoga bermanfaat Bravo!!!



Komentar

Postingan Populer