News and Notes

batubara3
Jakarta, EnergiToday -- Dalam dua tahun belakangan, PLN Batubara menjadi buah bibir di lingkup internal PLN. Penyebabnya adalah belanja anggaran 2011-2012 senilai Rp 800 miliar dipakai tidak sesuai dengan perencanaannya. Akibatnya, direksi PLN menaruh kecurigaan pada anak usahanya itu.

Seorang pejabat tinggi PLN mengatakan, suntikan dana Rp 800 miliar semula direncanakan untuk dipakai PLN Batubara guna membeli batu bara yang kemudian akan dipasok buat sejumlah PLTU. Namun, saat Dahlan Iskan menjabat direktur utama pada 2010, PLN Batubara didorong memutus ketergantungan PLN terhadap calo pemasok batu bara. "Perusahaan itu kemudian diarahkan membeli langsung ke pemilik tambang," katanya, seperti dilaporkan Harian Tempo, Senin (25/08).

Perusahaan jasa akuntan publik Ernst and Young (E&Y) kemudian disewa untuk mengaudit penggunaan dana tersebut. Hasil auditnya menyebutkan banyak cadangan batu bara yang tidak sesuai dengan kontraknya. Misalnya, volume cadangan tak sebesar yang disebutkan dalam kontrak kerja sama, kandungan kalori tak sesuai dengan perjanjian, lokasi pertambangan batu bara jauh dari akses infrastruktur, bahkan ada pula yang bodong.

Audit E&Y itu juga menemukan kecerobohan direksi PLN Batubara yang berani membayar uang muka kepada pemilik kuasa pertambangan tanpa jaminan. Salah satunya adalah pembayaran uang muka untuk wilayah KP di Sumatera, seperti Jambi dan Bengkulu, yang nilainya Rp 480-560 miliar. (rr/kt) --- Sumber www.energitoday.com

Komentar

Postingan Populer