Kebutuhan Gas 50 juta MMBTU di Benoa Bali akan terpenuhi tahun 2016

LNG Plant Benoa Bali
Jakarta - Bisnis Energi (28/9/2014), Kebutuhan gas untuk kawasan Tanjung Benoa, Bali yang diperkirakan mencapai 50 MMBTU akan terpenuhi tahun 2016, saat beroperasinya pembangunan Terminal LNG di kawasan tersebut. Hal ini ditegaskan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan usai Rapat Kementrian BUMN di Jakarta, Kamis (25/9/2014).
PT Pertagas Niaga, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) akan segera menyelesaikan pembangunan fasilitas "LNG Receiving Terminal" tersebut.

Menurut Dahlan, saat ini pembangunan sudah dimulai dan ditargetkan rampung dalam dua tahun kedepan. Pasokan LNG itu untuk memenuhi pemasok kebutuhan pembangkit listrik di kawasan Bali. Terminal LNG ini dibangun secara bertahap, untuk pembangunan di darat dibangun di atas tanah milik PT Pelindo III. Sambil menunggu penyelesaian di darat maka akan di sewa terminal terapung LNG di atas laut.
Lanjut Dahlan,"Sumber pasokan gas dipastikan dari lapangan Bontang. Tetapi juga bisa pihak swasta, misalnya dari lapangan Sengkang".
Pembangunan terminal penampung LNG ini akan menjadi sumber energi dari pembangkit listrik PT Indonesia Power anak PT PLN (Persero) dengan dana pembangunannya sepenuhnya dibiayai oleh PT Pertamina (Persero).
Saat ditanya berapa biaya investasinya, Dahlan menjawab,"Saya lupa investasinya. Nilainya tidak masalah karena Pertamina pasti sanggup membiayainya. Yang penting bagaimana pasokan gas dapat diatasi," ujarnya.
Proyek ini adalah langkah yang maju didalam meningkatkan bauran energi fossil dan energi terbarukan untuk mengatasi krisis energi di masa yang akan datang. Sinergi antara PT PLN, PT Pertamina dan PT Pelindo salah satu wujud didalam pegurangan penggunaan BBM. Sangat disayangkan kalau masih menggunakan BBM, diupayakan segera beralih ke LNG, ya sementara sewa dulu hanya untuk satu tahun," terang Dahlan. (Sumber www.antaranews.com)

Semoga bermanfaat. Bravo!!!
    




Komentar

Postingan Populer