Melihat progress pembangkit listrik sumber energi terbarukan Indonesia


Jakarta – Bisnis Energi, Mari kita melihat progress pengembangan sumber energi terbarukan pengganti energi fossil di negara ini, dari pencapaian Pemerintah sampai dengan sekarang.


Sampai dengan akhir tahun 2008 pemerintah telah menyiapkan pembangkit listrik dengan sumber energi terbarukan pengganti energi non fossil seperti tenaga air, tenaga panas bumi, tenaga mini hidro, tenaga surya dan tenaga bayu.

Tahun 2009 Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh menyampaikan bahwa kapasitas terpasang energinon-fossil untuk pembangkit listrik di Indonesia mencapai 5.496,4 MW. Angka tersebut termasuk pemanfaatan potensi panas bumi yang mencapai 1.1189 MW atau sekitar 4% dari seluruh potensi panas bumi Indonesia.

Hingga akhir tahun 2009, kapasitas energi non fossil untuk pembangkit masih didominasi tenaga air dengan kapasitas 4.200 MW, tenaga Panas Bumi kapasitas 5.496,4 MW, tenaga Mini Hidro kapasitas 87,8 MW, tenaga surya kapasitas 18,3 MW dan tenaga bayu kapasitas 1,4 MW. (Sumber esdm.go.id, 31/12/2009)

Empat tahun kemudian, dari keseluruhan total produksi listrik PLN tahun 2013 menjadi sebesar 144.220 GW (tahun 2012: 131.648 GW), bauran energi yang digunakan adalah  sebagai berikut tenaga Gas Alam 34.526,27 GW, Panas Bumi 20.897,48; Air 10.643,44 GW serta tenaga Surya dan Bayu 28,84 GW.

Berikut 4 (empat) sumber energi terbarukan yang sudah dikembangkan menjadi tenaga pembangkit listrik sebagai pengganti energi fossil. 

1.     Panas Bumi
Panas bumi merupakan energi alami dan terdapat di dalam bumi hasil dari interaksi antara panas dan air. Indonesia memiliki potensi panas bumi yang sangat besar yaitu mencapai 29,215 MW atau sekitar 40% dari cadangan panas bumi di seluruh dunia. Saat ini potensi panas bumi ini baru digunakan sekitar 1,281 MW.
Beberapa lokasi pembangkit panas bumi di tanah air diantaranya seperti Lapangan Sibayak kapasitas 12 MW, Gunung Salak kapasitas  377 MW, Wayang Windu 227 MW, Kamojang 200 MW, Darajat 270 MW, Dieng 60 MW, Lahendong 80 MWdan Ulebelu 55 MW.

energi terbarukan
Sumber: Tempo.co
2.     Tenaga Surya
Indonesia telah memanfaatkan energi tenaga surya ini di beberapa propinsi di Indonesia terutama wilayah terpencil yang sulit dijangkau oleh jaringan listrik PLN. Khususnya di wilayah kawasan Timur Indonesia. Intesitas radiasi matahari di seluruh wilayah Indonesia rata-rata 4,8 kWh/m2. Namun energi ini belum dapat dimanfaatkan secara maksimal.

3.     Tenaga Air
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumberdaya air, disamping dikeliling dua Samudera (Hindia dan Laut China Selatan), juga kaya akan sumber air pegunungan. Maka tak salah para pendiri negara ini menyebutnya sebagai “Tanah Air Indonesia”. Potensi tenaga air ini meliputi aliran sungai, gelombang pasang surut dan gelombang laut.
Tenaga air yang telah dikembangkan menjadi energi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) seperti PLTA Karangkates, PLTA Gajah Mungkur,  PLTA Asahan I dan di beberapa tempat lainnya.

4.     Tenaga Bayu
Berbagai negara telah membuat investasi listrik tenaga angin yang sangat besar di antaranya; Jerman, Spanyol, Amerika Serikat, Denmark dan India. Jerman merupakan produsen tenaga angin terbesar di dunia hanya 32% dari kapasitas seluruh dunia. Tenaga angin sangat murah dibandingkan dengan tenaga-tenaga lainnya. Biasanya digunakan dengan skala kecil untuk pedesaan.
Masih ada energi terbarukan yang sangat besar yang masih menjadi polemik untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik yaitu Tenaga Nuklir. Masih menjadi "PR" bagi pemerintah untuk memberikan sosialisasi terhadap dampak yang ditimbulkan bila dibangun Pembangkit Energi Nuklir. Kita tunggu ya episode selanjutnya......

Semoga bermanfaat. Bravo!!!

Komentar