Mafia Migas Telah Menyebabkan Inefisiensi dan Biaya Ekonomi Tinggi

Jakarta - Bisnis Energi (17/11/2014), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said mneyimpulkan bahwa mafia migas adalah para pemburu rente yang memiliki kedekatan dan pengaruh terhadap para pejabat tinggi dalam mengambil keputusan yang berdampak pada tidak optimalnya produksi maupun pengelolaan Migas sehingga menimbulkan inefisiensi dan ekonomi biaya tinggi. Hal ini disebabkan oleh karena ketidaktransparanan, prosedur rumit, kelemahan peraturan dan juga masalah-masalah yang berhubungan dengan integritas para pengelola.

Pemerintah telah membentuk Tim Reformasi Tata Kelola Migas dengan menunjuk Ketuanya Prof.Dr. Faisal Basri, SE.MA untuk mengelola migas yang lebih transparan dan mengutamakan kepentingan bangsa Indonesia. Tim ini akan bekerja untuk memperbaiki sistem dan institusi yang ada.
"Kita tidak menuding orang per orang tapi ini adalah persoalan sistemik, beberapa hal yang menyebabkan ini terjadi, kita merasakan sama-sama, bahwa mengapa Pemerintah Indonesia tidak membangun kilang, karena ada proses yang mempengaruhi satu sama lain, kita merasakan kenapa impor terus menerus karena ada masalah-masalah ini,"ujar Sudirman.
Menteri ESDM melanjutkan perkataannya bahwa masalah-masalah yang timbul dalam pengelolaan migas juga ada kecenderungan diakibatkan oleh perilaku atau behavior para pemburu rente, sebagai contoh banyak pemegang wilayah kerja yang tidak dikerjakan dengan baik, kemudian banyak proses-proses bisnis dibelakang layar atau meja yang tidak transparan itu harus diselesaikan oleh bangsa ini.
Berkaitan dengan kesalahan pengelolaan migas, Faisal Basri sebagai Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, mengatakan bahwa akan sangat membahayakan dan dapat menghancurkan sebuah negara, dimana sumber daya bukan lagi menjadi berkah namun menjadi musibah.
"Kekuasaan demokrasi itu tidak pernah hancur karena tidak memiliki kekuatan yang cukup atau tidak ditopang oleh sumber daya yang memadai, tetapi bisa runtuh karena keliru mengarahkan kekuatannya dan menyalahgunakan sumber dayanya,"kata Faisal.
Lanjut Faisal bahwa harapannya dengan adanya Tim Reformasi ini, dari kutukan bisa menjadi berkah. Dia juga mengingatkan, keberkahan dihasilkan melalui sebuah proses yang baik yang dimulai dari niat baik, proses yang baik, In syaa Alloh akan menghasilkan hasil yang baik, tidak ada hasil yang baik jika prosesnya tidak baik.
(Sumber: esdm.go.id)

Komentar

Postingan Populer