Menanyakan Minyak Murah dari Angola

Jakarta - Bisnis Energi (6/11/2014), Cuma sedikit ingin tahu atas tulisan harian KoranSindo, pagi ini, Kamis (6/11/2014) tentang judul "Minyak Murah dari Angola Dipertanyakan". Pertanyaan ini diungkapkan oleh Sofyano Zakaria, Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) dalam keterangan tertulisnya. Dia mengatakan bahwa klaim pemerintah mengenai penghematan yang diperoleh dari kerjasama pembelian minyak dari perusahaan migas Angola, Sonangol EP, dipertanyakan.
"Apakah benar membeli minyak dari Angola akan memberikan penghematan anggaran negara sebesar 25%. Saya sangat tidak yakin itu, sebaiknya Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) menjelaskan ke publik apa yang dimaksud dengan hemat 25 persen itu," ungkap Sofyano. 
Pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said yang mengatakan bahwa pembelian minyak ke Angola bisa menghemat USD 2,5 juta per hari, dengan mengandaikan jika negara itu mampu memasok 100.000 barel per hari. Bahkan dalam setahun pemerintah memperkirakan penghematan sekitar Rp 25 triliun.
Sofyano mengatakan harga jual minyak dari Angola belum tentu bisa semurah yang di klaim pemerintah. Sebab, berdasarkan data Energy Intelegence Research yang dilansir tahun 2011, Chevron dan Exxon turut terlibat dalam pengelolaan migas di Angola, bekerja sama dengan Sonangol EP.
Dari data yang terkumpul di Badan International yang terkait dengan perusahaan migas di seluruh dunia itu, saham perusahaan lain dalam penglolaan migas di Angola persentasinya bahkan lebih besar dari pihak Sonangol EP.
"Apakah perusahaan minyak itu juga setuju Sonangol menjual minyak ke Pemerintah Indonesia dengan harga yang lebih murah 25 persen ketimbang mereka menjual ke negara lain,"katanya menjelaskan.
Menurut Sofyano penghematan besar bisa terjadi jika harga jual minyak dari Sonangol lebih murah 25 persen dari standar harga minyak dunia. Jika saat ini harga minyak dunia rata-rata di angka USD 86 per barel, maka Sonangol proyeksikan menjual minyaknya ke Indonesia dengan harga sekitar USD64,5 per barel.
"Jika Angola atau pihak Sonangol EP bersedia menjual minyak ke Indonesia dengan potongan harga sekitar itu, apa kepentingannya? Mengapa mereka tidak memberlakukan hal yang sama kepada negara lain yang juga banyak membutuhkan pasokan minyak,"ujarnya.
Sebelumnya Menteri ESDM, Sudirman Said juga mengatakan bahwa Sonangol berencana membangun kilang pengolahan minyak mentah menjadi BBM bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero). Menurut dia, kilang tersebut akan memperoleh supplai minyak mentah dari Sonangol. Selain kerja sama didalam membangun kilang, Sonangol juga berencana menyupali minyak mentah yang sesuai ke kilang milik Pertamina.
(Sumber: Harian Koran Sindo, Kamis, 6/11/2014)  

Komentar

Postingan Populer