OPEC Memutuskan Untuk Tidak Memangkas Produksi Minyaknya Meski Harga Minyak Turun Drastis

Bisnis Energi (15/5/2015), Organisasi negara-negara pengekspor minyak atau Organization of The Petroleum Exporting Countries (OPEC) tetap memutuskan untuk tidak memangkas produksi minyaknya demi mempertahankan pangsa pasar dari produksen Amerika Serikat (AS) yang terus meningkatkan pasokan, meski harga minyak telah turun drastis. Saat ini produsen AS memang tampak kalah terhadap OPEC, soal pangsa pasar.
Badan energi dunia atau International Energy Agency (IEA) mengatakan, perebutan pasar minyak antara OPEC dengan produsen minyak AS sebenarnya baru saja dimulai.
"Masih prematur untuk mengatakan bahwa OPEC telah memenangkan pertarungan atas produsen AS, soal pasar pasar,"ungkap para analis di IEA seperti dikutip dari CNBC, Kamis (14/5/2015).
Menurut IEA, keputusan anggota OPEC untuk tidak memangkas produksi minyaknya demi mempertahankan harga minyak merupakan tahapan pertama dari rencana besar lain. OPEC juga mengambil langkah lain diantaranya investasi dan peningkatan pasokan secara agresif pada kapasitas produksi.
Kuwait, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab bahkan telah meningkatkan jumlah sumur pengeborannya. Sementara Irak dan Libia terus meningkatkan produksinya.
Berbeda, pasokan minyak AS bahkan telah mencapai level tertingginya saat ini terhitung sejak Juli 2012.
"Ternyata para produsen lain tak tinggal diam. Seiring dengan pasar minyak yang terus melakukan penyeimbangan, pertumbuhan pasokan minyak kini justru tumbuh dari berbagai sudut. Data fundamentalnya masih tergolong rentan,"dalam laporan IEA.
Harga minyak telah anjlok cukup drastis pada level tertinggi sepanjang sejarah yaitu dilevel USD 120 per barel pada Juni 2014 menjadi level terendah sekitar 45 USD per barel pada Januari 2015. Walapun memang, sejak Januari hingga saat ini harga minyak terus merangkak naik hingga kembali ke level USD 60 per barel.
Jatuhnya harga minyak secara dramatis ini dipicu lemahnya permintaan, penguatan dolar AS dan melonjaknya produksi minyak AS. Meski begitu, IEA beranggapan, keengganan OPEC memangkas pasokan minyaknya menjadi kunci dibalik jatuhnya harga komoditas tersebut.
Sementara itu, tingginya produksi minyak AS juga tampak menjadi tambahan tekanan pada harga minyak. Meski selama beberapa bulan terakhir, para produsen minyak AS sibuk mengurangi operasinya lantaran harga minyak yang telalu rendah.
(Sumber bisnis.liputan6.com)

Komentar

Postingan Populer