Universitas Negri dengan brand Universitas Energi

by Hendro

universitas negri brand universitas energi
Dari kiri: Ibu Pramonowati, Ibu Rektor, Saya & Bp Eko Teguh
Jakarta - Bisnis Energi, Hari ini saya menuliskan berita yang menarik tentang Universitas Negri dengan brand Universitas Energi . Materi saya dapatkan setelah mengikuti acara Halal Bi Halal (HBH) Alumni Teknik Geologi UPN "Veteran" Yogyakarta (UPNVYK) untuk semua angkatan. Acara tersebut diadakan di sebuah restoran di area SCBD Jakarta kemarin. Dihadiri tamu kehormatan seperti Rektor Ibu Prof.Dr. Ir. Sari Bahagiarti K, M.Sc, para dosen-dosen FTM Senior, Bp Milawarma Dirut PT Bukit Asam yang juga alumni dari Teknik Pertambangan sekaligus sebagai Ketua Ikatan Alumni UPN "Veteran" Yogyakarta. Acara ini diselenggarakan oleh IAGEOUPN yang diketuai oleh Bp Sigit Rahardjo (VP UTC Pertamina).

Apa yang menarik dari berita dengan judul diatas ? 
Yang menarik adalah UPNVYK akan menjadi universitas dengan status Negeri dengan pembinaan akademik dibawah naungan Kemendikbud yang sebelumnya di naungi Kemenhan. Hal ini ditegaskan kembali oleh Ibu Rektor saat memberikan sambutan di acara tersebut dengan mengajak seluruh peserta mendukung proses yang masih berlangsung di Kemendikbut. Diakhir sambuatanya beliau mengajak semua alumni yang hadir untuk berdoa bersama. 
Hal menarik lainnya adalah "Brand Universitas Energi", menarik untuk dibahas karena termasuk dalam kategori baru dalam perkembangan universitas yang peduli di sektor sumberdaya Energi.


Indonesia yang memiliki keanekaragaman sumberdaya energi ini perlu memberdayakan dengan serius agar kita tidak menjadi negara yang cuma sebagai konsumen energi namun kita harus bisa menjadi negara produsen yang sekaligus konsumen. Artinya bangsa ini harus mampu mengupayakan energi ini untuk kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana "amanah wajib" yang terkandung didalam UUD 1945 Pasal 33. 

Keragaman sumberdaya energi ini jangan menjadikan kita terbuai dan terlena dengan ungkapan "negara kaya sumberdaya energi". Hem...m...m...m (berfikir sejenak) sambil menghela nafas... (ungkapan ini yang selalu didengar saat masih duduk dibangku sekolah). Pada kenyataannya sumberdaya ini makin habis dan apesnya belum masih meratanya kemanfaatan energi tersebut dapat dirasakan seluruh masyarakat kita.

Contohnya BBM yang makin tahun harganya makin melambung dan selangit. Tidak saja harga yang selangit, ketersediannya pun terbatas dan kurang. Listrik yang sebagian besar menggunakan sumber energi batubara dan fossil juga mengalami kenaikan. Ketergantungan akan sumber energi dari BBM dan Batubara yang disebut sebagai sumber energi yang tak terbarukan (unrenewable) artinya sudah tidak dapat diperbaharui yang pada akhirnya akan habis dan tidak dapat dinikmati lagi olek kita. So ..... jadilah kita seperti sekarang "sebagai pengimpor BBM" yang dulunya sebagai negara pengekspor minyak mentah. 

Sebelum terlambat dan tidak ada kata terlambat untuk menyelamatkan sumber energi Batubara sebelum kita juga menjadi negara pengimpor batubara ?... mungkin kah ? sangat mungkin terjadi.... .

Kita lihat kenyataannya sekarang, produksi batubara kita tahun lalu 2013 adalah sekitar 300 juta ton menurut Asosiasi Perusahaan Batubara Indonesia (APBI)  (sumber Kompas.Com). Sebanyak 250 juta Ton batubara ini di ekspor ke negara-negara yang memiliki sumberdaya batubara terbesar di dunia seperti China dan India. China memiliki sumberdaya 114,500 Milyar Ton, India 92,445 Milyar dan Indonesia sumberdaya batubara hanya sekitar 28 Milyar ton.

World Coal Association (WCA) didalam situsnya http://www.worldcoal.org/resources/coal-statistics/, merilis bahwa Indonesia adalah negara eksportir batubara nomor satu dunia, mengungguli sembilan negera lainnya seperti Australia, Russia, USA, Colombia, South Afrika dan Canada. Cukup bangga dan disertai "kernyitan dahi".


Menjadi pertanyaan kenapa Indonesia menjadi negara eksportir terhebat sedangkan China dan India tidak masuk di dalam rangking 7 (tujuh) besar ? Beberapa analis mengungkapkan hal ini disebabkan karena harga batubara Indonesia yang paling murah, sehingga diminati. Hm...m...lagi, sambil berfikir.... dan silahkan anda berfikir juga dan kemudian cari jawabannya...

Jawabanya adalah sudah saatnya kita butuh "Universitas Energi" seperti Brand UPNVYK ini. Menurut saya, Universitas Energi ini yang nantinya akan turut membantu pemerintah didalam memetakan sumberdaya Energi di Indonesia mulai hulu hingga hilir. Mulai peneltian um cadangan yang bisa di olah (bukan sumberdaya yang hanya dalam angka) sampai dengan pemanfaatannya.

Disini saya akan memberikan sedikit gambaran tentang Universitas Energi di dunia, sebagi contoh India, nama universitasnya adalah The University of Petroleum & Energy Studies (UPES). UPES adalah sebuah universitas riset swasta di Dehradum, Uttarakhand dikenal secara tradisional untuk mengembangkan pendidikan dan penelitian di bidang energi dan tenaga listrik. Didirikan Tahun 2003, yang disponsori oleh Hydrokarbon Education & Research Society (HERS). UPES adalah satu-satunya Universitas di Asia yang meraih penghargaan World Oil Award. Kelebihan lain dari universitas ini adalah satu-satunya universitas yang mendirikan Oil Rig di Kampus. Dengan menggunakan 1 KW tenaga turbin angin dan proyek tenaga surya dengan kapasitas terpasang 100 KWp serta mengembangkan sebuah laboratorium rumah Bio-Diesel satu-satunya di India (sumber Wikipedia).

Dengan keunggulannya, UPES adalah merupakan partner Pemerintah India untuk memajukan dan menciptakan sumber energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan secara mudah dan murah. Saya hanya ingin UPNVY juga menjadi yang lebih dari ini.

Mau lihat gambar foto kampusnya, dapat dilihat di bawah ini:


Universitas Negri brand Universitas Energi
University of Petroleum & Energy Studies (UPES) di India (Sumber Wikipedia)







Komentar

Postingan Populer