Mendeteksi Kebohongan di dalam Bisnis

deteksi kebohongan bisnisJakarta - Bisnis Energi (23/9/2014), Sebagai pelaku yang baru didalam melakoni usaha sendiri, saya akan mengajak anda untuk mengetahui deteksi dini atas kebohongan di dalam dunia bisnis. Semua pelaku bisnis hampir sebagian besar melakukan kebohongan-kebohongan didalam melakukan negosiasi di dalam menggoalkan target mereka.

Cara membohongi di dalam bisnis menurut sebagian orang setuju atas upaya ini. Namun banyak juga diantara kita yang tidak setuju dengan menggunakan cara-cara ini.
Kebohongan didalam bisnis ini dapat dikategorikan kebohongan baik dan kebohongan yang buruk. Kebohongan yang baik adalah kebohongan yang berdampak kebaikan tanpa ada gejolak buruk. Tingkat kebohongan ini masih dapat ditolerir. Seperti contoh kebohongan seorang Salesman saat mempromosikan produknya secara langsung kepada konsumen dengan melebih-lebihkan manfaat dari produknya. Selama pihak konsumen tidak merasa dirugikan maka kebohongan ini dianggap masih dapat ditolerir.
Kebohongan yang buruk adalah kebohongan yang berdampak buruk bagi pihak yang dirugikan serta akan terjadi gejolak yang buruk. Seperti penipuan penjualan tanah, mobil curian dan lain-lain. Pada akhirnya menyebabkan kerugian di kedua belah pihak. Pihak yang dibohongi jelas kehilangan uangnya dan pihak yang membohongi apabila tertangkap oleh pihak berwajib/kepolisian maka akan dipenjara....rugi juga khan..  
Namun sampai dengan saat ini standar kebohongan masih bersifat subyektif. Garis batas antara kebohongan yang baik dan kebohongan yang buruk seringkali tergantung pada karakter sang pembohong, situasi yang melatarbelakangi sesuai dengan resiko-resiko yang diterima oleh pebisnis yang dibohongi serta keuntungan yang diterima oleh pebisnis yang membohongi.
Pelaku bisnis sebagai negosiator didalam mengembangkan bisnis sering melakukan kebohongan dengan menyembunyikan kekurangannya. Kebohongan-kebohongan semacam ini sangat umum dijumpai di dunia bisnis, terdiri dari dua tipe:
1. Kebohongan Langsung, yaitu kebohongan yang dilakukan langsung oleh pelaku ke korbannya
2. Kebohongan Tidak Langsung, yaitu kebohongan yang dilakukan oleh pihak ketiga secara berantai atas kebohongan pihak sebelumnya.
Kebohongan tidak langsung ini akan sulit dideteksi karena pembohong tidak langsung berhadapan dengan korbannya. Sehingga kita tidak dapat secara langsung mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menjebak si pembohong.
Sebaiknya kita lihat dulu sifat pembohong didalam dunia bisnis sebelum kita dapat mendeteksi mereka. Ada dua sifat pembohong didalam dunia bisnis:
1. Jenis yang Tenang
Pembohong dengan jenis paling umum dijumpai. Ciri-ciri pembohong ini diantaranya mendiamkan kebenaran, mengelak dari pertanyaan, berdiam diri dan berpura-pura emosi atau sakit. Jika dibantah dia akan selalu bisa mengelak dengan jawaban seperti lupa, daya ingatnya yang jelek atau dia meminta mengulangi pertanyaan. Jawaban pengelakan ini biasanya digunakan pembohong apabila dia gagal menutupi segala kebohongannya.
Pilihan pembohong menyembunyikan apa yang benar akan lenyap manakala pertanyaan yang bersifat langsung. Kita, saya dan anda tidak boleh takut untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat langsung seperti:
- "Apakah semua barang ini dikirimkan dari sumber yang sama ?
- "Apakah anda penjual langsung produk ini ?
- "Apakah anda dari perusahaan penjual atau broker
- "Apakah anda pembeli langsung atau perantara dari pembeli ?
Semakin banyak pertanyaan langsung yang kita ajukan akan semakin cepat kita tahu apakah kita berhadapan dengan pebisnis pembohong atau pebisnis yang jujur.
2. Jenis yang Agresif
Pembohong jenis ini termasuk yang sedikit dijumpai, namun sangat mematikan korbannya. Jenis agresif ini menggunakan kebohongan ciptaannya sendiri dengan menggunakan scenario yang kerukur. Seperti difilm aja ya...... Memang seperti itu si Agresif ini melumpuhkan korbannya. Untuk bisa berhasil memikat mangsanya mereka melakukannya dengan kejelian dan kesabaran. Mengatur ritme bicara agar tidak mudah ditebak kebohongannya.
Untuk mengatasi jenis ini kita juga harus mengajukan pertanyaan yang bagus serta mengancurkan pilihan tindakan yang gampang dari seorang penipu atau pembohong. Dengan mengajukan pertanyaan akan memaksa si agresif berubah menjadi seorang berperilaku yang mudah diidentifikasi.
Berikut contoh-contoh pertanyaan yang bagus untuk menditeksi si Agresif:
- "Apakah yang telah Anda lakukan setelah berbicara dengan Direktur Anda ?
-" Bagaimana cara melaksanakan pekerjaan ini ?
-"Apakah Anda yakin bahwa produk Anda sesuai dengan spesifikasi kami ?
-"Apakah Anda mengerti bahwa kami memegang kata-kata Anda, bila terjadi kesalahan atas keterangan Anda apakah Anda mau bertanggung jawab ?
-"Anda tidak sedang menipu kami kan ?
Kembangkan pertanyaan - pertanyaan untuk mendeteksi kebohongan didalam bernegosiasi bisnis. Hal ini dibutuhkan jam terbang yang tinggi untuk bisa memahami langsung para pembongong didunia bisnis. Mau nggak mau, itu harus.
Bila kita pernah jadi korban kebohongan atas tawaran bisnis yang menggiurkan dan akhirnya kita tertipu itu adalah bagian pembelajaran yang harus dijadikan patokan atan titik balik atas pemahaman deteksi kebohongan bisnis tersebut.
Mungkin saat ini sudah ditemukan suatu alat deteksi kebohongan portable yang bisa dibawa kemana-kemana. Bukan seperti alat deteksi kebohongan di KPK atau di Kepolisian, cukup gede dan nggak bisa di sembunyikan di tas dan di bawah kemana-mana. Kalo ada boleh juga tuh di beli....
Jangan lengah teman....terus berbisnis walaupun pernah atau bahkan sering dibohongi. Yakinlah akan ada jalan bagi pebisnis yang jujur. Sukses buat Anda Semua. (Reference: Buku Sang Negosiator, Andrian Thong)

Semoga bermanfaat. Bravo!!! 

Komentar

Postingan Populer