Batubara menjadi Tulang Punggung Sumber Energi Pembangkit Listrik di Indonesia

batubara tulang punggung sumber energi indonesia
Jakarta - Bisnis Energi (2/10/2014), Batubara akan menjadi tulang punggung sebagai sumber energi pembangkit listrik di Indonesia. Adanya cadangan batubara sebesar 35 milliar ton lebih akan menjadikan bahan tambang ini memiliki porsi sebagai energi primer. Menurut Wakil Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM), Susilo, batubara akan diproyeksikan hingga 50 persen untuk menopang sumberdaya energi kelistrikan di Indonesia.
Rencananya pembangkit listrik tenaga uap dari batubara ini akan dibangun dimulut tambang yang akan ditransmisikan ke Pulau Jawa. Di samping itu pembangkit sejenis berdaya 3.000 MW juga akan segera dibangun di Riau dengan pendanaan dari Malaysia. Setelah terbangun hasilnya, 1.500 MW akan ditransmisikan ke jaringan lokal dan separuhnya lagi akan dialirkan ke negara tetangga tersebut.
Direktur Operasi Jawa, Bali dan Sumatera PLN, Ngurah Adnyana mengatakan bahwa keberpihakan menggunakan komponen kelistrikan dalam negeri perlu terus diupayakan. Setiap tahunnya PLN telah menggeluarkan dana investasi sekitar Rp 50 trilliun dan dana operasional sekitar Rp 200 trilliun.
"Jasa konstruksi dalam negeri perlu lebih berperan menyerap dana investasi PLN," ujar Ngurah.
Dengan adanya penambahan kapasitas listrik 10.000 Mega Watt (MW) per tahun mutlak dibutuhkan peran swasta nasional dan international didalam menginvestasikan dananya untuk pemulihan krisis energi listrik di tanah air.
Menurut Susilo, dalam satu tahun Indonesia membutuhkan pembangkit listrik baru dengan daya 10.000 MW dengan kebutuhkan dana sebesar Rp 200 trilliun. Untuk itu perlu peran swasta didalam pengembangannya karena PT PLN (Persero) tidak akan sanggup membangun sendiri.
Susilo menambahkan bahwa kemampuan PT PLN (Persero) tidak sebanding dengan pesatnya pertumbuhan kebutuhan listrik di Indonesia. Dengan pertumbuhan energi sebesar 8 persen per tahun, bisa dipastikan di tahun 2022 Indonesia harus sudah membangun pembangkit listrik dengan kapasitas 125.000 MW. Tahun 20131 kebutuhannya akan menjadi lebih besar lagi yaitu sekitar 240.000 MW. Sedangkan PT PLN (Persero) hanya mempunyai kemampuan sekitar Rp 50 trilliun untuk membangun pembangkit listrik setiap tahunnya. Kekurangan Rp 150 trilliun ini adalah kesempatan pihak swasta untuk ikut andil didalam pembangunan pembangkit tersebut.
Ketersediaan listrik memang harus jadi perhatian pemerintah, jika listrik tidak disediakan mulai dari sekarang maka target pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen dan negara dengan perekonomian terbesar peringkat keenam tidak akan terlaksana. Saat ini tingkat ketersambungan listrik di Indonesia sekitar 84 persen. Namun didaerah tertentu seperti Papua hanya 40 persen. Pada 2022 ditargetkan dapat mencapai 99 persen.
"Indonesia tidak punya pilihan selain menyediakan listrik, bukan menunggu permintaan. Oleh karena itu kami akan mempermudah perizinannya. Peraturan pemerintah yang sekiranya menghambat pembangunan pembangkit harus diperbaiki," ujar Susilo.
Susilo menambahkan bahwa kebutuhan listrik di Indonesia sangat beragam berkisar 0,02-1.000 MW. Dengan demikian pelaku usaha kecil hingga besar dapat ikut melakukan investasinya didalam membangun bersama listrik di Indonesia. (Sumber Harian Kompas, Rabu, (2/10/2014).


   

Komentar

Postingan Populer