Krisis Energi di Indonesia Bukan Lagi Ilusi, Kita Sedang Mengalaminya !

krisis energi indonesia
Jakarta - Bisnis Energi (13/10/2014), Krisis energi di Indonesia bukan lagi ilusi. Tapi kita sedang mengalaminya. Demikian menurut Arifin Panigoro dalam orasi ilmiah yang berjudul "Krisis Energi & Kepimpinan Nasional : Harapan dan Terobosan Untuk Pemerintahan Baru", yang disampaikannya dalam acara pelepasan wisudawan dan wisudawati Universitas Paramadina, Sabtu (11/10/2014). Pemerintah baru di bawah kepemimpinan Jokowi-JK harus menunjukkan keberanian didalam mengambil kebijakan berupa terobosan kebijakan di bidang energi nasional
"Cadang minya kita akan habis dalam 11 tahun mendatang jika kita tidak ada temuan baru. Indonesia harus beraksi secepatnya untuk keluar dari jerat krisis energi,"kata Arifin Panigoro menegaskan.
Arifin mengingatkan kepada pemerintah baru yang akan dilantik tanggal 20 Oktober 2014 ini untuk "siap-siap tidak populis di mata rakyat". Pasalnya dengan biaya subsidi BBM yang terus membengkak hingga ratusa trilliun per tahun, maka pemerintahan baru ini harus berani untuk mengalihkan alokasi belanja negara untuk BBM ke sektor lain yang lebih membutuhkan seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan ketahanan pangan.
Kekhawatiran Arifin semakin nyata setelah Pemilik usaha Medco Group yang bergerak di bidang energi ini menyampaikan bahwa Woodmac Research telah memberikan peringatan kepada Indonesia yang akan menjadi importir BBM terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan Meksiko pada tahun 2018.
"Kondisi ini tidak bisa dikelola dengan pendekatan business as usual. Harus ada terobosan kebijakan dalam waktu dekat, apalagi untuk ekplorasi minyak perlu setidaknya sepuluh tahun sementara sebelas tahun lagi cadangan minyak kita habis," kata penerima gelar doctor kehormatan dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Arifin menyarankan terobosan kebijakan itu adalah berupa penerbitan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) untuk mendukung semua ikhtiar agar negeri ini bisa keluar dari krisis energi. Penerbitan Perpu ini diharapkan menjadi langkah awal untuk memayungi beberapa quick win yang diperlukan oleh Pemerintahan Baru Jokowi-JK didalam mengembangkan berbagai sumber energi terbarukan. Perpu setidaknya berupa upaya mengatasi kendala regulasi yang tumpang tindih, pemberian intensif fiskal, masalah perpajakan,  serta kewajiban dalam melibatkan petani dalam berbagai proyek pengembangan kebun energi untuk pengolahan tanaman sebagai bahan baku biofuel. Hal ini diharapkan untuk membantu pemerintah didalam mengurangi angka kemiskinan.(Sumber: geoenergi.com dan swarakalibata.com)
Negara ini sudah dalam kategori "warning" krisis energi. Sayapun berfikir bahwa masyarakat Indonesia pun saat ini sudah mulai sadar akan krisis energi di masa yang akan datang.
Makin banyaknya wilayah negeri ini yang terus menerus mengalami pemadaman listrik bergilir serta antrian BBM yang terus menerus diberitakan sepanjang tahun. Itu adalah tanda bahwa "sirine warning" krisis energi terus bergema di sepanjang tahun.
Kita bukan lagi negara kaya raya akan sumber energi khususnya minyak tapi kita adalah negara yang juga mempunyai sumber energi baru terbarukan seperti geothermal, gas, sinar matahari, angin, air, biomassa, bio energi dan lainnya. Namum perlu dimulai dan terus digali atas keberdayaannya untuk negeri ini.
Semoga kita dan anak cucu kita terlepas dari krisis energi di masa yang akan datang.
Semoga bermanfaat Bravo!!! 



Komentar

Postingan Populer