Tokoh Energi Bulan ini Arie Frederik Lasut

Arie Frederik Lasuk tokoh energi indonesia
Bisnis Energi (6/10/2014), Kamis, tanggal 2 Oktober 2014 segenap pimpinan dan karyawan di Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral memperingati Hari Jadi Pertambangan dan Energi (HPE) ke-69. Peringatan HPE ini untuk mengenang peristiwa bersejarah saat perebutan kantor  Chisitsu Chosasho (Jawatan Geologi) yang dikuasaui Jepang oleh para pegawai pribumi  yang dirubah menjadi Poesat Djawatan Tambang dan Geologi. Salah Seorang Tokoh Pemuda yang dicatat didalam sejarah HPE adalah Arie Federik Lasut (1918-1949). Sekaligus sebagai Tokoh Energi Indonesia untuk edisi Bulan Oktober 2014 versi Bisnis Energi.

Kota Kelahiran dan Pendidikan
Arie Frederik Lasut lahir di Desa Kapataran, Lembean Timur, Minahasa, Sulawesi Utara tanggal 6 Juli 1918, sebagai anak tertua dari 8 (delapan) bersaudara dari pasangan Darius Lasut dan Ingkan Supit. Dia adalah seorang tokoh pemuda perintis dalam bidang pertambangan dan geologi di Indonesia.
Lasut kecil memulai sekolah di Hollands Indlandsche School (HIS) di Tondano. Ia kemudian mendapatkan kesempatan untuk sekolah guru di Hollands Inlandsche Kweekschool (HIK) di Ambon karena keberhasilannya menjadi juara dalam kelasnya. Tahun 1933 Lasut lulus dan termasuk salah satu siswa yang terpilih untuk melanjutkan sekolah HIK di Bandung. Empat tahun kemudian Lasut melanjutkan sekolah kedokteran di Gneeskundige Hooge School yang sekarang adalah Fakultas Kedokteran Uninversitas Indonesia. Karena kesulitan ekonomi Lasut terpaksa berhenti dari sekolah dan mulai bekerja di Departement Van Ekonomische Zaken (Departemen Urusan Ekonomi) pada tahun 1938.
Setahun kemudian dia mulai mendalami ilmu geologi saat mengikuti Asistent Geologen Cursus di Bandung yang diselenggarakan oleh Dienst Van Den Mijnbouw (Jawatan Pertambangan) pada tahun ajaran 1939-1941. Kursus tersebut adalah kursus angkatan pertama yang diselenggarakan menjelang meletusnya Perang Dunia II pada tahun 1939-1945. Bersama dengan tokoh lainnya yakni R.Sunu Soemosoesastro, J.Van Gorkom dan Meinecke, menyelesaikan kursus dan mulai kariernya sebagai geologiawan pada 12 Februari 1940.

Tokoh Perjuangan
Beliau sebagai tokoh pemuda yang turut andil didalam pengambilalihan instanti pemeritahan dari Jepang pada bulan September 1945 atas Instruksi dari Presiden Soekarno. Salah satunya adalah Poesat Jawatan Geologi. Kantor ini harus dipindah beberapa kali dari Bandung ke beberapa kota seperti Tasikmalaya, Solo, Magelang dan Yogyakarta hanya untuk menghindari agresi Belanda setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Saat memimpin Kantor Poesat Djawatan Tambang dan Geologi, dia membuat aturan kepada semua perusahaan pertambangan harus berada di bawah pengawasannya yang kemudian diumumkan pada bulan Oktober 1945. Di samping membuat aturan ini, beliau juga membuka Sekolah Pertambangan dan Geologi bersama dengan R.Sunu Soemosoesastri tahun 1946 di Magelang dan Yogyakarta serta membukan cabang kantor Poesat  Djawatan Tambang dan Geologi di Bukit Tinggi, Sumatera Barat.  
Di tengah-tengah kesibukannya memimpin kantor ini, Lasut masih sempat melakukan penyelidikan geologi di beberapa tempat . Hal ini dapat dilihat dari karya-karya tulisnya yang berakhir pada tahun 1948, tentang Berita Tahunan 1945-1947, yang ditulis pada tahun 1948 yang baru diterbitkan pada tahun 1962.
Lasut menjadi incaran Belanda karena kepintaran di bidang ilmu pertambangan dan geologi. Dia tetap tidak mau bekerjasama dengan Belanda sampai akhir hayatnya. Saat usia beliau genap 30 tahun, tepatnya tanggal 7 Mei 1949, Lasut di culik dari rumahnya oleh Belanda dan dibawa ke Pakem, yang letaknya sekitar 7 kilometer di Utara Yogyakarta. Di sana beliau ditembak mati oleh Belanda. Beberapa bulan kemudian jenazahnya dipindahkan ke komplek pekuburan Sasanalaya, Yogyakarta yang disemayamkan disamping Istrinya yang telah lebih dulu meninggal pada bulan Desember 1947. Upacara penguburan dihadiri oleh Mr.Assaat, sebagai utusan Pejabat Presiden Soekarno.
Arie Frederik Lasut mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 20 Mei 1969. (Referensi: www.esdm.go.id; wikipedia, merdeka.com)
Semoga bermanfaat. Bravo!!!   

Komentar

Postingan Populer