Batan Merencanakan Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Mini

Jakarta - Bisnis Energi (21/11/2014), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sedang merencanakan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) mini non-komersial di kawasan serpong, Tangerang Selatan, Banten. Rencana ini adalah dalam rangka mengupayakan pengenalan manfaat energi nuklir kepada masyarakat luas. Kepala BATAN Djarot Sulistio Wisnubroto berharap rencana tersebut bisa segera disetujui pemerintahan Jokowi-Jk.
"Fokus kita dalam waktu dekat ialah membangun PLTN mini (prototype) sebagai contoh sebelum kita membangun PLTN yang lebih besar," Djarot seusai membuka Seminar Nasional Geologi Nuklir dan Sumber Daya Tambang 2014 di Kawasan Nuklir Pasar Jum'at ninggu lalu (12/11/2014), seperti dikutip dari harian Media Indonesia, Jum'at (21/11/2014).
Djarot mengatakan pembangunan PLTN mini ini setidaknya membutuhkan waktu lima tahun dan diperkirakan akan menghabiskan biaya sebesar Rp 1,6 triliun. Jika disetujui, BATAN akan memulai pembagunan pada 2015.
"Pembangunan reaktor mini ini juga untuk memperkuat penerimaan masyarakat terhadap energi nuklir dalam rangka mencukupi kebutuhan listrik di Indonesia. Mudah-mudahan pada tahun 2020 sudah bisa beroperasi," katanya.
Sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, Indonesia harus sudah memiliki PLTN pada 2019.
"Belum lagi, saat ini cadangan energi sudah krisis dan sangat mengkhawatirkan, sehingga perlu dipikirkan jalan keluarnya. Salah satunya harus adanya energi alternatif yakni nuklir ini,"kata Djarot.
Terkait PLTN komersial, Djarot menambahkan, BATAN telah menyerahkan "dokumen putih" rencana pembangunan PLTN kepada Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada masa pemerintahan Presiden SBY. Didalam dokumen tersebut Kementrian ESDM dan BATAN menggagas pembangunan PLTN dengan kapasitas 5 giga watt (Gw).
"Mudah-mudahan dokumen tersebut sudah dibaca Menteri ESDM yang baru,"ujarnya.
Sesuai dengan feasibility study yang digelar BATAN, Provinsi Bangka Belitung dinyatakan memenuhi persyaratan untuk dibangunnya PLTN. Namun perlu sosialisasi terus menerus sehingga rencana terus-menerus sehingga rencana pembangunan PLTN tidak akan menimbulkan resistensi publik.
Disamping itu, Bupati Belitung Timur, Basuri Cahaya Purnama mengatakan, Kabupatennya siap dijadikan lokasi pembangunan PLTN pertama di Indonesia. Dia mengungkapkan akan segera mengirimkan surat ke Presiden Jokowi untuk dapat menyetujui rencana pembangunan PLTN tersebut sebagai prototype pembangunan PLTN komersial.
"Kami siap, Yang perlu diyakinkan bahwa daerah ini (Belitung Timur) cocok dijadikan lokasi tapak PLTN. Meskipun dikatakan bahwa wilayah Indonesia dikelilingi gunung berapi, tetapi kita semua tahu bahwa sudah ribuan tahun daerah Belitung aman dan tidak ada masalah,"ujar Basuri. 
Terkait penolakan elemen masyarakat, Basuri mengatakan akan terjun langsung memberikan sosialisasi. Hingga saat ini belum ada penolakan masyarakat terhadap rencana pembangunan PLTN di Provinsi Bangka Belitung.
Hasil jejak pendapat nasional yang dilakukan selama tiga tahun terakhir menyimpulkan bahwa 76,5 persen responden setuju pemanfaatan iptek nuklir di Indonesia. Khusus untuk pemanfaatan di bidang energi (PLTN), sebanyak 60,4 persen responden menyatakan setuju.
(Sumber Harian Media Indonesia, Jum'at, 21/11/2014)

Komentar

Postingan Populer