Harga Keekonomian BBM Solar Industri Turun 900 Point Sejak September 2014

bisnisuntung7.blogspot.com

Jakarta - Bisnis Energi (3/11/2014), Harga Keekonomian BBM Solar Industri yang di Release Pertamina, Periode 1 - 14 Nopember di Wilayah I dan II adalah Rp 10.750 turun 900 point dari awal September lalu. Sedangkan MFO sebesar Rp.8850 turun 950 point.
Penurun harga BBM Solar Industri ini mengikuti trend minyak mentah dunia yang saat ini kembali menurun ke level USD 85.86 per barel untuk Brend Crude Oil yang sebelumnya berada di level USD 88 per barel awal bulan Oktober lalu.
Kondisi seperti ini sangat bertolak belakang dengan kondisi dimana Pemerintah saat ini akan menetapkan kenaikan harga BBM bersubsidi. Walapun sampai dengan sekarang belum ada kejelasan kapan waktu penetapan tersebut. 
Ekonom Dr Ichsanuddin Noorsy mengatakan bahwa saat ini terjadi pelemahan perkembangan ekonomi dunia yang salah satu penyebabnya adanya penurunan produksi minyak mentah dunia khususnya di negara-negara Timur Tengah seperti, Irak, Libia dan Saudi Arabia. Disamping itu Amerika sedang memperkuat posisi perdagangan di pasar minyak dunia. Logika ini bertentangan dengan kondisi Indonesia yang sebentar lagi akan menaikkan harga BBM bersubsidi. Demikian dikutip dari acara wawancara stasiun TVOne, Minggu (2/11/2014).
Ichsanuddin mengatakan bahwa Pemerintah belum terbuka didalam menjabarkan struktur komponen biaya sampai dengan penetapan harga jual BBM bersubsidi tersebut.
Selanjutnya dia mengatakan di dalam sebuah rapat terbatas dengan SKK Migas dia pernah mengajukan pertanyaan, tentang hitung-hitungan berapa harga crude, berapa biaya kilang, berapa biaya retribusi lalu unjungnya harganya berapa ? Namun belum ada jawaban yang jelas.
"Di crude mestinya bisa dihitung bagaimana cost recovery di bagi dengan produksi, tetapi menghitung langsung total cost recovery dibagi dengan total lifting menjadi bias karena ada sejumlah biaya yang sesungguhnya tidak bisa di cover dalam menghitung lifting.  Ada dua model biaya dalam menghitung crude dan lifting yaitu model expenses  dan model kapitalisasi. Nah kita harus jelas dulu posisinya, nah lalu kita juga harus melihat jenis sumurnya lagi, memang kompleks sekali. Saya cuma ingin mengatakan begini, selama pemerintah tidak pernah bicara secara terbuka. Seperti contoh Amerika, bagaimana mereka terbuka bicara crude sampai ke end user price, crude pricenya berapa, pajaknya berapa, refinery berapa, pajak federal berapa, ada struktur biaya yang dibuka oleh Pemerintah Amerika,"ujarnya menjelaskan saat ditanya hubungan penurunan harga minyak mentah dunia dengan kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi.
Untuk itu perlu kiranya pemerintah memberikan kejelasan atas kenaikan harga BBM bersubsidi dengan logika bisa diterima masyarakat umum disaat harga minyak mentah dunia turun sampai dengan di level saat ini.
Semoga pemerintah mau berbagi hitung-hitungan tersebut biar masyarakat menjadi lebih mengerti kenapa harga BBM bersubsidi di naikkan.
Salam


 
   


Komentar

Postingan Populer