Pertamina Akan Memangkas Proses Pembelian Minyak Mentah

Jakarta - Bisnis Energi (20/2/2015), PT Pertamina (Persero) melalui satu divisi usahanya, Intregated Supply Chain, memangkas proses pembelian minyak mentah dan bahan bakar minyak. Pertamina juga akan mengembalikan fungsi Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) untuk tak lagi melakukan pengadaan minyak mentah dan bahan bakar minyak. Demikian yang dikemukakan oleh jajaran Direksi Pertamina saat konferensi pers, Selasa (17/2/2015) seperti dikutip dari Koran Kompas Rabu (18/02/2015).
Koferensi pers tersebut disampaikan oleh Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto beserta semua direktur, serta Vice President Integrated Supply Chain (ISC) Daniel Purba.  
"Efisiensi di segala lini, termasuk dalam hal pengadaan minyak mentah dan BBM, adalah menjadi salah satu fokus utama Pertamina dalam program kerja mulai tahun ini. Selain efisiensi dalam pengadaan dan pembelian, efisiensi kami lakukan di sektor pengelolaan dan distribusi logistik,"kata Dwi.
Selanjutnya Daniel menjelaskan dalam hal pengadaan minyak mentah atau BBM, mulai awal tahun ini ISC akan membeli langsung dari produsen tanpa melalui pihak ketiga. Selama ini, pengadaan yang dilakukan Petral, kerap melalui dua sampai tiga mata rantai penjual. Hal ini menyebabkan inefisiensi dari segi anggaran.
Tahun ini, kata Daniel, ISC akan mengimpor minyak mentah dan BBM sebanyak 300 juta barel. Dengan pemangkasan dalam proses pembelian atau tanpa melalui pihak ketiga. 
Pertamina bisa menghemat 30 sen dollar AS sampai 40 sen dollar AS per barrel dan total biaya pengehematan sekitar 120 juta dollar AS untuk biaya impor tersebut.
"Penghematan sangat signifikan jika jalur pembelian minyak dapat dipangkas. Apalagi tender diadakan di Jakarta, bukan lagi di Singapura seperti yang sudah-sudah, sehingga lebih transparan dan lebih bisa dipertanggung jawabkan,"kata Daniel.
Menurut Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang, efisiensi juga dilakukan dalam hal pengangkutan gas elpiji yang dibeli dari Uni Emriat Arab. Jika dalam pola sebelumnya gas diangkut dengan kapal milik Pertamina jenis Very Large Gas Carrier (VLGC) Pertamina Gas 2.
"Dengan mengoptimalkan kapal angkut milik Pertamina, proses pembelian gas dari Uni Emirat Arab tersebut mampu menghemat sampai 23 juta dollar AS per tahun. Ini penghematan yang tidak kecil,"ujar Ahamd.
Vice president Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir menambahkan bahwa pemberlakukan pengadaan dan tender minyak mentah serta BBM ini, menjadikan Petral sebagai perusahaan dagang migas yang tetap berkantor di Singapura.
Menurut Ali, Petral kini menjadi perusahaan dagang migas dan tetap berkantor Singapura. Menurut Ali, Petral dapat mengikuti tender yang diselenggarakan ISC.
"Pengadaan dan tender oleh ISC tidak terkait dengan rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Sebelum rekomendasi itu terbit, jajaran direksi sudah merencanakan hal ini dan kebetulan hasilnya sejalan dengan rekomendasi tim," ujar Ali.
Pelarangan Petral dalam pengadaan minyak mentah dan BBM sesuai dengan rekomendasi oleh Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang diketuai oleh Faisal Basri. Salah satu rekomendasinya kepada pemerintah adalah melarang Petral melakukan tender penjualan dan pengadaan impor minyak mentah dan BBM.
(Sumber Harian Kompas, Rabu,18/02/2015)

Berita Terkait:
- Pemanfaatan LNG Pada Sektor Transportasi Diprediksi Meningkat menjadi 1,3 Juta Ton di Tahun 2019
- Pertamina Akan Bangun Lima Kilang Minyak Baru Dengan Menggandeng 3 Investor Asing
  



Komentar

Postingan Populer