Harga LPG Sudah Merangkak Naik Di Beberapa Daerah

Bisnis Energi (15/12/2014), Melihat perkembangan berita terkini harga elpiji 3 kg di beberapa daerah yang sudah merambah naik padahal pemerintah belum menaikan harga.
Solo, Kendal dan Depok
Di Solo, Jawa Tengah menembus Rp18 ribu per tabung. Kondisi ini sudah berlangsung sejak beberapa hari terakhir. Warga yang telah menunggu antrian elpiji, langsung menyerbu ke mobil. Akhirnya masing-masing warga mendapatkan dua pasokan elpiji saja dengan harga Rp14ribu per tabung dengan menunjukkan KTP. Ditingkat pengecer harga semakin melambung mencapai Rp16ribu - Rp18ribu per tabung. 
Meski pasokan elpiji normal di tingkat agen, namun pembeli dibatasi hanya mendapat dua tabung saja, demikian dikutip dari berita sindonews.com, Sabtu (13/12/2014).
Rp16.500 per tabung.  Di tingkat pengecer tidak ada masalah kekurangan pasokan. Seorang pengecer, M Mukhlisin, 36, mengatakan, pasokan elpiji 3kg ini tidak kekurangan pasokan tiap harinya 260 tabung. Namun, bagi pengecer biasanya paling banyak dapat membeli sekitar 5 sampai 10 tabung dari agen.
"Dapatnya tergantung, karena jumlah pengecer yang mengambil di agen sini tidak bisa dipastikan. Rata-rata dapatnya 5 sampai 10 tabung tiap harinya. Saya sendiri mengambilnya du hari sekali," kata warga Desa Puguh RT01/RW05, Kecamatan Pengadon, Jum'at (12/12/2014).
Biasanya, ditingkat pelanggan harganya sudah mencapai Rp19ribu. Namun diakuinya ditingkat pengecer terjadi variasi harga penjualan sampai dengan Rp20ribu. Hal ini dikarenakan faktor adanya persaingan antar pengecer dan jarak tempuh lokasi penjualan eceran dari pengambilan agen.
"Jadi, ada yang menjualnya rendah supaya lebih laris, hingga terjadi perbedaan harga. Selain itu, ada wilayah yang jauh dari agen, membuat pengecer menaikkan harga untuk ongkos pengambilan, malahan sampai Rp20ribu. Kalau saya standar saja yakni Rp19ribu,"jelas warga tersebut.
Di Depok, Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Kota Depok memperketat jalur distribusi gas elpiji 3 kg untuk mencega penyimpangan.
Kondisi sangat rawan terjadi di kawasan perbatasan seperti kelurahan Serua dan Pondok Petir yang berbatasan langsung dengan daerah Tangerang Selatan. Warung, pangkalan dan agen tidak diperkenankan menjual ke luar wilayah Depok.
Menurut Ketua Hiswana Kota Depok Athar Susanto mengatakan, jika ada satu pangkalan atau agen yang terbukti melanggar hal tersebut maka izin usaha dan operasionalnya akan di cabut.
"Tidak boleh karena itu barang subsidi dan setiap daerah sudah ada kuotanya masing-masing. Jika ada yang terbukti menjual elpiji bersubsidi ke luar wilayah Depok, maka agen atau pangkalan akan dicabut izinnya," kata Athar di Depok, hari Minggu (14/12/2014).
Di tingkat pengecer, elpiji 3 kg dijual di kisaran Rp15ribu - Rp18ribu per tabung.
"Dari pangkalannya kan sudah Rp15ribu, mau diantar atau diambil sendiri harganya tetap sama. Sekarang baranya lagi susah didapat, ini sudah pesan tiga hari, namun katanya belum ada," kata Saiful salah seorang penjual elpiji.
Di Kendal Jawa Tengah harga elpiji 3 kg mencapi Rp20rb per tabung, padahal harga agen cuma
Sumatera 
Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Riau mendesak pemerintah daerah (Pemda) kabupaten/kota segera menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) gas elpiji 3 kg. Seiring dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Sejak tahun 2009, beberapa daerah di Riau yang belum merevisi HET. Walau telah terjadi berapa kali kenaikan BBM bersubsidi, tapi HET-nya belum dilakukan penyesuaian,"kata Sekretaris Hiswana Migas Provinsi Riau Tuah Laksamana, di Pekabaru, riau, Minggu (14/12/2014).
Padahal menurut dia, pihaknya telah mendapat informasi bahwa Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) telah memberi sinyal untuk dilakukan penyesuaian HET gas elpiji 3 kg paskakenaikan BBM bulan lalu. Namun perlu dipikirkan margin bagi pangkalan elpiji di Riau karena jangan sampai pangkalan ini menjual elpiji kepada pedagang pengecer demi mendapatkan keuntungan untuk menutupi modal yang mereka keluarkan.
Data terakhir PT Pertamina Perwakilan Pemasaran Riau Sumbar, menyebutkan julah agen gas elpiji 3 kg di Riau berjumlah 65 perusahaan dan sekitar 2.200 pangkalan untuk 12 kabupaten/kota dengan penyaluran sekitar 3 juta tabung per bulan atau sebanyak 100 tabung per hari.
"Kalau keuntungan pangkalan kecil, sementara biaya mereka besar, otomatis yang berlaku mekanisme pasar. Pangkalan menyalurkan ke tingkat pengecer dan itu salah satu yang kita takut karena pangkalan tidak bisa bekerja bagus dalam penyaluran ini,"katanya.
Pihaknya, sambung dia, telah melakukan beberapa kali perhitungan penyesuaian HET gas elpiji subsidi yang diserah kepada Pemerintah Provinsi, sekaligus membuat acuan mengenai berapa batasan harga HET untuk kabupaten/kota di Riau. "Sebenarnya sudah ada perhitungan HET, namun tetap kabupaten/kota karena ditetapkan bupati/wali kita. Kami minta pemda cepat, jangan seperti selama ini lambat. Kawan-kawan agen sudah keluarkan biaya tinggi terutama setelah BBM naik,"ungkapnya.
Salah seorang agen gas elpiji 3 kg di Kota Pekanbaru mengaku kenaikan berbagai komponen kendaraan yang sehari-hari mengangkut elpiji subsidi tidak bisa dihindari sebagai dampak kenaikan BBM bersubsidi.
Walikota Pekanbaru Firdaus MT meminta kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru untuk menetapkan harga eceran tertinggi gas elpiji 3 kg dikaji kembali, menyusul kenaikan harga BBM ini.
(Sumber: sindonews.com dan medanbisnisdaily.com) 

Berita Terkait:
- Melihat kenaikan harga LPG di beberapa wilayah 
- Syarat menjadi Agen LPG 3 Kg
- Kantor ESDM Provinsi Yogyakarta sudah Mengembangkan Energi Pengganti Gas LPG dari Kontoran Sapi





   

Komentar

Postingan Populer